Siang itu. Ketika hari sedang panas-panasnya. Di kos-kosan yang dipenuhi lelaki, FULLHOUSE X-Mongso.Tragedi memilukan itu terjadi.
Kejadian ini berawal dari
nafsu dan rasa lapar yang tak tertahankan. Ketika itu, perjaka (ga tau ding, masih perjaka apa enggak) imut lucu nan lugu itu -sebut saja namanya HANDIS (memang nama sbenarnya ;D) menyetop penjual kerang ijo yang kebetulan lewat.
"Pira bang?" tanyanya dengan logat ngapaknya nyang sedikit medok.
"What' cu sey?" jawabnya balik nyang kalo gaya jakartanya brarti "Maksuud Looch" katanye karena ga ngerti pertanyaan si handis.
"Berapakah harga kerang ini,Bang?" tanya si handis menerjemah.
"Lima rebo aje dah."
"Busyet mahal amat." respon si handis.
"Jadi beli nggak?"
"Ya udah, beli deh lima ribu."
Karena rasa lapar tak tertahankan akhirnya handis membeli kerang ijo tanpa mikir-mikir lagi.
Kerang ijo dah di tangan, perut dah keroncongan. Ya udah deh si handis langsung ngambil piring. Handis pun langsung membuka bungkusan kerang dah mengambil saus yang ada di dalamnya. Saus merah itu langsung dituang ke atas piring yang sudah di ambilnya tadi.
Waktu itu saya kebetulan lagi ada di kamar si handis buat install ulang komputernya yang kena virus sality. (Terpaksa hardisknya di format gara-gara udah berapa kali diinstall ulang tapi tuh sality masih betah ngendon di komputer).
Setelah si handis nuang tuh saos ke piring, dia pun mulai membuka kulit kerang ijo kemudian memasukkan isinya ke dalam mulutnya.
"Net, mau kaga?" katanya nawarin.
"Nggak ah, tengkyu." jawab saya.
Waktu si handis lagi enak-enaknya nyocolin kerang ijo ke saos, eh si Akur masuk ke kamar handis tanpa busana seperti biasanya.
"Makan apaan,mas?" tanya si akur.
"Kerang ijo." jawab si handis, "Mau nggak, Kur?" handis nawarin.
Karena udah ditawarin, tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Akur pun langsung mulai mengambil kerang ijo. Dibuka, dicocol, dijilat, trus dimasukin. Sekali coba akur langsung ketagihan. Busyet dah.
Ketika dua lelaki tambun itu lagi lahap-lahapnya makan kerang ijo, saya berkomentar. "Hati-hati loh Kur, kerang ijo di Jakarta kebanyakan ada Timbalnya. Ati-ati bracun loh." kata saya bercanda.
"Ga papa lah." jawab si Akur. "Mang ini bli dimana mas?" tanya akur basa-basi ke handis.
"Beli di tukang kerang yang tadi lewat."jawab handis.
Percakapan terus berlanjut hingga kerang ijo yang ada di plastik kresek habis. Dua teman saya itu pun mengakhiri acara makan bersama itu dengan muka di banjiri keringat dan bibir yang merah menebal karena kepedasan.
Beberapa jam kemudian...
Mereka berdua pusing-pusing. Akur perutnya mules. Akur mencret, muncrat, moncrot. Tapi handis yang memang biasanya melahap apa saja tak merasakan perutnya mules.
Akur makin lama makin pusing. Keesokan harinya akur masih pusing. Kemudian akur, yang rumahnya di Jakarta, pulang dan dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya.
Di rumah sakit akur divonis keracunan. Akur syok. Akur menyesali perbuatannya bersama handis. Tapi apa mau dikata. Kerang telah menjadi bubur.
Pesan dari tulisan ini:
Hati-hati dalam memilih makanan & jajanan. Bukannya berniat mematikan rejeki penjual kerang ijo keliling. Tapi sebaiknya waspada kalo beli kerang ijo. Liat kebersihannya jangan cuma liat murahnya. Inget juga kalo banyak kerang ijo sekarang yang terpolusi limbah timbal. Yang paling penting, Berdoa dulu sebelum makan. Dan jangan makan sendirian...
Kejadian ini berawal dari
nafsu dan rasa lapar yang tak tertahankan. Ketika itu, perjaka (ga tau ding, masih perjaka apa enggak) imut lucu nan lugu itu -sebut saja namanya HANDIS (memang nama sbenarnya ;D) menyetop penjual kerang ijo yang kebetulan lewat.
"Pira bang?" tanyanya dengan logat ngapaknya nyang sedikit medok.
"What' cu sey?" jawabnya balik nyang kalo gaya jakartanya brarti "Maksuud Looch" katanye karena ga ngerti pertanyaan si handis.
"Berapakah harga kerang ini,Bang?" tanya si handis menerjemah.
"Lima rebo aje dah."
"Busyet mahal amat." respon si handis.
"Jadi beli nggak?"
"Ya udah, beli deh lima ribu."
Karena rasa lapar tak tertahankan akhirnya handis membeli kerang ijo tanpa mikir-mikir lagi.
Kerang ijo dah di tangan, perut dah keroncongan. Ya udah deh si handis langsung ngambil piring. Handis pun langsung membuka bungkusan kerang dah mengambil saus yang ada di dalamnya. Saus merah itu langsung dituang ke atas piring yang sudah di ambilnya tadi.
Waktu itu saya kebetulan lagi ada di kamar si handis buat install ulang komputernya yang kena virus sality. (Terpaksa hardisknya di format gara-gara udah berapa kali diinstall ulang tapi tuh sality masih betah ngendon di komputer).
Setelah si handis nuang tuh saos ke piring, dia pun mulai membuka kulit kerang ijo kemudian memasukkan isinya ke dalam mulutnya.
"Net, mau kaga?" katanya nawarin.
"Nggak ah, tengkyu." jawab saya.
Waktu si handis lagi enak-enaknya nyocolin kerang ijo ke saos, eh si Akur masuk ke kamar handis tanpa busana seperti biasanya.
"Makan apaan,mas?" tanya si akur.
"Kerang ijo." jawab si handis, "Mau nggak, Kur?" handis nawarin.
Karena udah ditawarin, tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Akur pun langsung mulai mengambil kerang ijo. Dibuka, dicocol, dijilat, trus dimasukin. Sekali coba akur langsung ketagihan. Busyet dah.
Ketika dua lelaki tambun itu lagi lahap-lahapnya makan kerang ijo, saya berkomentar. "Hati-hati loh Kur, kerang ijo di Jakarta kebanyakan ada Timbalnya. Ati-ati bracun loh." kata saya bercanda.
"Ga papa lah." jawab si Akur. "Mang ini bli dimana mas?" tanya akur basa-basi ke handis.
"Beli di tukang kerang yang tadi lewat."jawab handis.
Percakapan terus berlanjut hingga kerang ijo yang ada di plastik kresek habis. Dua teman saya itu pun mengakhiri acara makan bersama itu dengan muka di banjiri keringat dan bibir yang merah menebal karena kepedasan.
Beberapa jam kemudian...
Mereka berdua pusing-pusing. Akur perutnya mules. Akur mencret, muncrat, moncrot. Tapi handis yang memang biasanya melahap apa saja tak merasakan perutnya mules.
Akur makin lama makin pusing. Keesokan harinya akur masih pusing. Kemudian akur, yang rumahnya di Jakarta, pulang dan dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya.
Di rumah sakit akur divonis keracunan. Akur syok. Akur menyesali perbuatannya bersama handis. Tapi apa mau dikata. Kerang telah menjadi bubur.
Pesan dari tulisan ini:
Hati-hati dalam memilih makanan & jajanan. Bukannya berniat mematikan rejeki penjual kerang ijo keliling. Tapi sebaiknya waspada kalo beli kerang ijo. Liat kebersihannya jangan cuma liat murahnya. Inget juga kalo banyak kerang ijo sekarang yang terpolusi limbah timbal. Yang paling penting, Berdoa dulu sebelum makan. Dan jangan makan sendirian...